Gara - Gara Ngintip (MMFF)
"Ahhh mashh cepeeehhtiin masshh"
"Oh yeaahhh, aahhhh enaakhhh mashhh"
Aduuuhhh, sialan. Masih jam setengah 5 pagi dan aku harus terbangun. Tidurku terganggu karena suara desahan wanita dari balik dinding kamarku. Sialan, sepertinya si wanita sedang nikmat - nikmatnya disetubuhi oleh pejantannya. Mereka adalah tetangga sebelah yang kamarnya memang tepat berbatasan dinding kamarku.
Oh ya, perkenalkan, namaku Sinta. Umurku saat ini 25 tahun. Aku sudah menikah dengan Suamiku, namanya Budi Anggriawan. Usia pernikahan kami baru memasuki usia 1 tahun. Budi bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan konstruksi. Aku sendiri bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta di ibukota.
Aku dan Bang Budi adalah pasangan yang sangat cocok, aku yang berparas cantik, kulit putih mulus, badan langsing, dan payudara kencang ukuran 36B sangat serasi bila disandingkan dengan Bang Budi yang tampan. Oh ya, sehari - hari aku mengenakan jilbab sehingga rambut panjangku tak pernah tampak oleh orang lain kecuali suamiku.
Saat ini kami masih tinggal di rumah kontrakan, karena uang kami masih belum menyukupi untuk membeli rumah pribadi. Rumah kontrakan kami adalah rumah couple. Di sebelah kontrakan kami, tinggal Viona dan Angga yang telah lebih dahulu tinggal dirumah kontrakan itu dari kami. Viona yang keturunan China tak kalah cantiknya dengan aku, Angga juga setampan Budi.
Viona adalah rekan kerjaku sesama perawat. Atas rekomendasi dari Viona itu lah, aku dan Bang Budi bisa memilih kontrakan yang kami tinggali sekarang. Memang lingkungannya cukup bagus, tak jauh dari tempat kerjaku ataupun kantor Bang Budi. Suasananya juga tak terlalu ramai, meski letaknya berada di pusat kota Jakarta.
Hubungan kami dengan tetangga kami itu harmonis, kami tak pernah saling menggangu satu sama lain kecuali hanya desahan - desahan Viona yang selalu keras ketika bersetubuh dengan Suaminya sehingga seringkali mengganggu kami.
Pagi itu, lagi - lagi tidurku dikejutkan oleh desahan viona yang terdengar jelas sampai ke kamarku. Terdengar Viona sangat menikmati persetubuhan itu, desahannya terdengar tanpa henti, sesekali seperti menjerit. Ah, nafsuku jadi sedikit naik membayangkan apa yang sedang dilakukan Viona dan suaminya saat ini. Sayangnya, Bang Budi sedang keluar kota untuk urusan pekerjaannya, toh kalaupun ada dia disini aku jarang sekali terpuaskan oleh dia karena dia hanya paling mampu bertahan 5 menit dengan irama penetrasi pelan dan 2 menit dengan irama cepat. Itu membuatku kadang merasa iri dengan Viona
"Ouucchh ouucchh tusukin pak tusukin terus"
"Oohhh masshh kontol pak Andi enakkhh masshh, ga kalaah punyaa kamuuhh"
Eehhh, apa aku tak salah dengar? Viona baru saja menyebut Pak Andi dan seperti bicara dengan suaminya? Sebenarnya apa yang sedang terjadi di balik dinding ini? Apa ada 2 orang laki - laki? Aku menjadi penasaran? Ku tempelkan telingaku ke dinding agar lebih jelas mendengar suaranya. Benar saja, ada 3 orang di kamar Viona dan Angga.
"Oucchhh dek, istrimuhh betulhh betulhh liarhh"
"Haha, itu belum seberapa, Pak. Dia bisa lebih dari itu kalau baru selesai datang bulan"
"Achhss achhsss pak ayoohh pakk cepetinhhh"
"Okeehh dekkkh terimaaah kontol tua iniihhh"
"Achhs achhsss enaakhh pak enakkkhhh oucchh maashhh, iseppinnhh susukuuhh mashh"
Aku menjadi semakin penasaran. Sudah pasti mereka sedang bercinta bertiga, tetapi kok bisa? Tiba - tiba aku teringat dengan lubang kecil di dinding kamar yang sengaja aku dan suamiku tutup dengan lemari Langsung saja aku geser lemari itu, tidak lupa ku matikan terlebih dahulu lampu kamarku agar tidak ketahuan karena cahaya dari kamarku bisa saja masuk kamar viona melalui lubang itu. Setelah lemari tergeser, aku langsung mengintip ke balik dinding. Badanku langsung panas dingin karena apa yang ku lihat dengan mataku. Tubuh Viona terguncang - guncang karena disetubuhi dari atas oleh Pak Andi, pemilik kontrakan kami yang usianya mungkin sudah setengah abad. Sementara, Angga sedang menghisap dan meremas buah payudaranya secara bergantian. Satu tangan viona sedang mengocok - ngocok kontol Angga.
Kenapa? Kok bisa? Setahuku Viona adalah perempuan baik - baik, sama seperti Angga. Namun, kenapa mereka mau melakukannya dengan Pak Andi. Aku tak menyangka Viona dan Angga bisa sampai seperti itu. Bukannya munafik, memang aku juga pernah membayangkan bersetubuh dengan 2 orang pria, itu pun pada saat aku menyaksikan film - film porno dengan suamiku. Namun untuk melakukannya sama sekali tak pernah terlintas olehku.
"Mhhmmm ouchhss Mashh, mnaahh kontolmuuh mashhh, aku isapinnhh siniih", pinta Viona ke suaminya. Andi menyodorkan kontolnya dan langsung diterima oleh mulut Viona. Berikutnya, desahan viona tak terdengar lagi karena mulutnya tersumpal oleh kontol Angga. Yang terdengar hanya bunyi plak plak plak, hasil pertemuan selangkangan Viona dan Pak Andi.
Pemandangan yang sangat erotis itu pelan - pelan menyeretku ke dalam nafsu birahi. Tanpa sadar aku lalu membuka kancing piyamaku dan mengelus - elus kedua buah dadaku sendiri. Putingku mengeras dan semakin mencuat. Ku pelintir dan ku remas lembut susuku, celana ku lepaskan, dan jariku langsung memainkan klitorisku sambil sesekali keluar masuk di lubang . Pikiranku lalu membayangkan kalau aku lah yang sedang disetubuhi oleh Angga dan Pak Andi sekarang ini. Pasti rasanya sangat nikmat, bila berada di posisi Viona saat ini, bayangkan saja. Memek dan susunya sedang dikerjai secara bersamaan, tentu sangat nikmat sekali rasanya.
Selang 10 menit adegan demi adegan mereka bertiga ku saksikan, akhirnya tanda - tanda berakhirnya permainan mereka muncul, Ketiganya mendapatkan orgasme secara bersamaan. Badan Viona melengkung, pinggulnya di angkat ke atas. Pak Andi menyemprotkan spermanya di dalam memek Viona, sedangkan Angga sendiri mengeluarkan spermanya di dalam mulut Viona yang langsung ditelan oleh Viona. Ketiganya langsung ambruk ke ranjang, saling merebahkam diri meresapi sisa - sisa kenikmatan permainan mereka.
Aku semakin bernafsu melihat ketiganya mencapai orgasme bersamaan. Wangi sperma Pak Andi dan Angga dan wangi cairan cinta Viona seakan - akan sampai ke hidungku. Ku percepat irama gesekan jemariku di klitoris dan susuku hingga akhirnya memekku terasa berkedut yang diakhiri dengan keluarnya cairan cintaku. Aku ikut ambruk, bersandar di dinding dengan nafas yang terengah - engah. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali tidur, toh hari ini aku kebagian shift malam dan Bang Budi juga sedang tak ada di rumah, tak masalah bila nantinya aku kesiangan.
Malam harinya, aku yang kebagian shift malam sudah berada di rumah sakit dan baru aku sadari kalau malam ini jadwal shiftku bersamaan dengan Viona. Viona tiba lebih dulu, kami langsung bertegur sapa begitu mata kami saling bertemu.
"Ih, shift barengan ternyata, tau gitu berangkat bareng", sapa Viona.
"Iya, ga tau nih. Seharian lu nya ga keliatan keluar rumah juga", balasku.
"Iya juga sih ya, seharian nih gua tidur aja, ga tau kenapa rasanya badan capek banget", jawabnya.
"Ya wajar lah lu capek, habis .....", Upss, hampir saja aku keceplosan mengatakan kalau aku tahu apa yang dilakukan Viona, Angga, dan Pak Andi.
"Habisss apa?", tanya nya penasaran.
"Habis beres beres rumah lah, sama ngelayanin laki lu, lu sama laki lu sama aja, ga ada keluar rumah ya hari ini. Kaya pengantin baru aja", jawabku tergagap.
"Kayanya bukan itu deh yang mau lu omongin tadinya", Tanya Viona dengan tatapan mata yang penuh curiga. Aku semakin salah tingkah dibuatnya.
"Ehmm gak kok itu kok yang anu ehm yang mau gue omongin", Jawabku lagi tentu dengan terbata - bata.
"Hmmm, jangan jangan lu tau..."
"Ga kok gue ga tau kok", potongku
"Ga tau apa, Sin? Ga tau kalo gue main bertiga tadi pagi maksud lu? Lu tau kan", Tanyanya. Mukaku langsung pucat pasi, aduh gimana ini.
"Itu itu, sorry Vi, gue ga sengaja dengar desahan lu, abis lu keras banget tadi pagi", Jawabku dengan menundukkan wajahku.
"Jadi lu beneran tau Sin? Ya Ampuuuun, sstttttt", Viona seperti setengah terkejut dan mengisyaratkanku untuk berbicara pelan - pelan.
"Sorry Vi, sumpah gua ga sengaja serius"
"Ya udah lah, Sin. Lu jaga aja rahasia ini ya, jangan sampe ada yang tau selain Lu", Pintanya.
"Iya Vi, tenang aja. Gua bakalan tutup mulut kok. Cuma Vi, kok bisa lu main bertiga, siapa sih laki - laki satunya lagi yang ikut main sama Lu n Suami Lu", Tanyaku berpura - pura tak tau tentang Pak Andi yang ku maksud orangnya.
"Duh Sin, gimana ya ceritanya. Gini ya, laki - laki yang lu maksud itu, Pak Andi. Dan kenapa bisa, itu karena sebagai ganti uang kontrakan kami bulan ini. Terpaksa sih sebenarnya, soalnya usaha laki Gua lagi sepi, sementara harus bayar kredit ini kredit itu. Ya, karena udah 2 bulan nunggak, Pak Andi nagih terus sampai akhirnya Pak Andi bilang ke Gua, kalau Gua bayar aja pake tubuh Gua. Terus Gua omongin deh ke laki Gua, dan karena sebelumnya Gua dan Laki Gua udah pernah main bertiga dan Swing beberapa kali, ya kenapa enggak. Toh bisa bantu bayar kontrakan kami", Jelas Viona kepadaku.
"Bentar Vi, lu sama laki lu udah pernah sebelumnya? Serius?", Tanyaku penasaran dengan kisahnya.
"Iya, Sin. Beberapa kali gitu. Ya, dari pacaran dulu Gua sama Laki gua terbuka soal seks. Yang penting kalau Gua ml sama Cowok lain dia harus tau, begitu juga sebaliknya. Selain itu, dulu kan gua LDR sama laki Gua, sampai nikah 1 Tahun juga masih LDR. Siapa sih yang tahan ga ML", jelas Viona lagi.
"Vin, please ya lu jangan kasi tau siapa - siapa ya", pintanya lagi.
"Tenang, mulut gua bukan ember kok. Tapi tapi Vi, lu ga kesakitan gitu ngeladen 2 cowok sekaligus?", Tanyaku penasaran.
"Kok kesakitan sih Sin? Keenakan iya", jawabnya sambil tersenyum penuh arti.
"Ah lu udah gila kali ya, Vi", ledekku.
"Ya elah, serius Gua Sin. Coba aja sendiri kalo lu ga percaya", sekali lagi Viona memberikan senyum penuh arti kepadaku.
Semenjak obrolan itu, aku dan Viona semakin dekat. Kalau berangkat ke rumah sakit selalu bersama. Beberapa kali juga Viona menceritakan tentang pengalaman - pengalaman dia ketika main bertiga atau tukar pasangan, aku seolah - olah cuek saja setiap Viona bercerita, padahal semakin sering mendengar ceritanya, aku semakin penasaran. Tidak jarang aku sampai terangsang hebat membayangkan rasanya disetubuhi oleh 2 orang laki - laki. Berkali - kali aku harus masturbasi di rumah atau bahkan toilet di tempatku bekerja karena aku tak mampu menahan nafsuku mendengar cerita - cerita Viona.
Dari ceritaa - cerita Viona baru aku tau, kalau kemampuan bertahan pria di ranjang yang normal itu sekitar 20 menit sampai setengah jam. Dan bila kurang atau lebih, maka ada kekurangan di dirinya. Dan semua itu sebenarnya bisa diobati dengan berbagai macam cara. Termasuk si Angga yang Viona ceritakan sebenarnya awal mula mereka bisa menjalani seks threesome atau swinger karena dulu kemampuan seksnya tak jauh lebih baik dari Bang Budi. Namun, atas rekomendasi dari temannya Viona kalau dengan Threesome dan Swinger bisa membantu meningkatkan gairah pria di ranjang dan akan memperbaiki kemampuan tempurnya, akhirnya sampai sekarang Angga dan Viona masih sering threesome atau swinger. Hmm, mungkin kah Bang Budi bisa seperti Angga ya? Dan bila bisa, berarti aku juga harus menjalani terapi threesome atau swinger seperti yang dilakukan Viona dan Angga. Aduh, membayangkannya saja memekku lansung banjir dan terasa seperti ingin segera dimasukin kontol.
Aku jadi sering bermasturbasi sambil membayangkan diriku sedang disetubuhi oleh 2 orang laki - laki, entah siapa saja yang pernah ku bayangkan. Ku bayangkan diriku sedang disetubuhi secara bergantian oleh 2 orang laki - laki itu. Memek dan mulutku dipakai bersamaan sampai akhirnya kami mencapai orgasme kami.
Kebiasaanku bermasturbasi itu akhirnya diketahui oleh Bang Budi. Ia yang waktu itu pulang cepat dari kantornya mendapati aku sedang telanjang bulat dan sedang memainkan memekku dengan jariku, sementara mulutku menghisap 1 jariku seolah - olah itu adalah penis. Aku yang ketahuan takutnya bukan main, tetapi Bang Budi bukannya marah. Melihatku sedang bertelanjang diri membuat birahinya langsung naik. Ia pun langsung membuka seluruh pakaiannya dan menyusulku ke tempat tidur.
Bang Budi langsung menyambar bibirku yang langsung ku sambut dengan ganas. Selesai menciumku, ia menetek di susuku sambil jarinya menggantikan jariku di memekku yang sudah sedari tadi dibanjiri cairan cintaku.
"Achhss Banghhhh mashh shuukinn jarinyaahh", Pintaku
"Tumben kamu Yang, nafsu banget", tanyanya seraya memasukkan jarinya ke memekku, cloks cloks cloks bunyi kocokan jarinya di memekku.
"Iyahhh banghhss ga tauhh harii iniiihh nafsuuku tinggihh", jawabku sebisanya sambil menikmati permainan Bang Budi.
"achhss cepetiinh bangghhh aku mauu nyampeeeeh", pekikku ketika ku rasakan orgasme akan menghampiriku. Bang Budi pun mempercepat kocokan jarinya, hisapannya di susuku bertambah kuat dan lebih mirip gigitan kecil.
"Acchhhhh akuu nyampeeehhhh banggg", teriakku. Badanku langsung melemas, Bang Budi langsung menghentikan kocokan dan cumbuannya di susuku, membiarkanku menikmati orgasme yang baru saja ku dapatkan.
Setelah sekian menit aku dibiarkannya. Kini Bang Budi ingin kontolnya dihisap olehku, aku pun langsung memberikan servis mulut terbaikku. Ku jilati perlahan batang kontolnya dan berhenti pas di bawah kepala kontolnya. Di situ, ku mainkan lidahku. Bang Budi langsung mengerang keenakan. Selanjutnya, ku masukkan batang kontolnya yang sudah tegang menegak itu ke mulutku. Ku hisap maju mundur sambil ku urut pangkalnya dengan tanganku. Sambil kontolnya dilayani oleh mulutku, Bang Budi bertanya kepadaku.
"Ahh yangh kok kamuuh tadih main sendiriih", tanyanya namun tidak ku jawab karena masih sibuk dengan kontolnya di mulutku.
"Ahhhss enakhhh bangeeth mulutmuuh yaangh, kamuuh jujur deh sama akuuh, kamu tadi bayanginnhh lagi mainnh bertigaahh ya", tanyanya lagi. Kali ini aku berhenti menghisap kontolnya, aku salah tingkah ditanyai seperti itu. Aku takut dia marah.
"Ehmmm iyaa bang. Abang marah?, Kataku, sambil tetap tanganku mengurut batang kontolnya.
"Ah, siapa yang marah. Kan cuma dibayangin, aku juga sering ngebayangin kita main bertiga kok. Ah, lanjutin dong"
Mendengar jawaban itu, birahiku terasa langsung naik ke ubun - ubun. Segera ku lanjutkan kulumanku pada kontol Bang Budi dan ku lakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan. Kontol Bang Budi ku hisap sampai masuk di tenggorokanku dan ku diamkan beberapa saat lalu langsung ku keluarkan dan ku kocok lagi. Mungkin karena tak mau langsung keluar, Bang Budi lalu menghentikan aksiku. Aku lalu ditelentangkannya di ranjang, pahaku dibuka dan Ia lalu memposisikan diri di antara kedua pahaku. Penisnya ditempelkan dan digesek - gesekkan di bibir memekku, dan perlahan Penis itu masuk ke dalam lubang vaginaku.
Bang Budi tak lantas langsung memompaku, kontolnya didiamkan sesaat di dalam memekku, menikmati himpitan dinding memekku. Sambil menciumiku, susuku diremasnya. Aku yang sudah tak tahan merasakan kontolnya keluar masuk di memekku langsung saja menggoyangkan pinggulku sendiri, memancing Bang Budi untuk segera menghujamiku dengan kontolnya. Bang Budi pun akhirnya tidak tahan lagi, pelan - pelan Ia tarik kontolnya keluar dan setelah hanya tersisa ujungnya saja, dimasukkan kembali kontol itu ke dalam memekku. Mulutku mulai mengeluarkan desahan seiring dengan Bang Budi mulai mempercepat penetrasinya, kontolnya yang berukuran 12 cm dan diameter sekitar 4 cm itu serasa mengaduk - ngaduk memekku. Suara seperti plaks plaks plaks hasil pertemuan antara selangkanganku dan selangkangannya memenuhi kamar ini bersama dengan desahan kenikmatanku.
Namun, desahan itu tak berlangsung lama. Hanya 4 menit ku rasakan kontol Bang Budi mampu bertahan. Spermanya yang encer pun akhirnya mengisi lubang memekku. Ah, sial nanggung aku ingin orgasme sekali lagi. Bang Budi pun berbaring di sampingku. Tanpa basa - basi, Ia menanyakan perihal masturbasiku.
"Sejak kapan sering main sendiri?"
"Baru sih, abis akhir - akhir ini abang jarang di rumah"
"Oh, terus kok bisa masturbasinya sambil bayangin main bertiga"
"Oh, itu ........"
Kemudian ku jelaskan tentang kejadian waktu aku mengintip Viona, Angga, dan Pak Andi serta cerita - cerita Viona tentang kehidupan seksnya termasuk sebab mereka bisa terjun ke dunia threesome dan swinger. Mendengar ceritaku, mata Bang Budi seperti berbinar - binar. Sepertinya ia sangat tertarik dengan yang ku ceritakan.
"Yang, kamu iri ya sama Viona?", Tanya Bang Budi setelah ku selesaikam ceritaku.
"Ga kok, Bang. Lagian iri untuk apa?", Sangkalku
"Ya iri dengan apa yang bisa Viona nikmati. Kepuasaan seks tentunya. Sekarang jujur sama aku, kamu apa mau bisa merasakan yang seperti Viona rasakan? Kalau kau mau, ayo kita lakukan. Dan siapa tau kehidupan kita akan bisa berubah, lebih bahagia dan tentunya lebih berwarna", Tanyanya dengan tatapan mata yang tajam.
Aku terdiam, sebagai seorang wanita aku tentunya sangat ingin merasakan kenikmatan seperti yang Viona rasakan. Tentu selama ini aku sangat haus akan kenikmatan dari kontol laki - laki, bukan hanya dari permainan jari - jari atau lidah Bang Budi. KONTOL, kenikmatan yang ku butuhkan itu ku mau dari KONTOL. Namun, sebagai seorang Istri, aku tentu tak ingin menyakiti Bang Budi dengan merelakan tubuhku dinikmati laki - laki lain selain suamiku. Apa yang harus ku jawab? Aduh, bingung.
"Gimana yang?", tanyanya lagi.
"Bang, jujur aku iri, tetapi aku tak mau menyakiti abang dengan ngentot sama laki - laki lain", jawabku.
"Ngomong apa sih, yang? Aku disakiti? Ga dong, bagiku kalau kamu bahagia aku juga akan bahagia. Lagipula, anggap ini sebagai penebus kesalahanku selama ini yang tak pernah memuaskanmu., aku yang hanya menjadi sampah selama ini", Katanya
"Abang tuh yang ngomong apaan? Sampah apaan? Aku udah bahagia banget kok selama ini, toh aku bisa merasakan orgasmeku juga sama abang selama ini", balasku.
"Yang, laki - laki seperti aku ini ibarat sampah. Laki - laki yang tak mampu memberikan kenikmatan ke istrinya dengan batang kontolnya itu ibarat sampah. Siapa pun bisa memberikan orgasme dengan jari atau dengan lidah bahkan kamu pun bisa dipuaskan oleh seorang perempuan karena jari dan lidahnya. Makanya laki - laki yang tak mampu berbuat dengan kontolnya itu sampah. Dan siapa tau dengan mengikuti apa yang Viona dan Angga lakukan, aku bisa membaik!", Katanya sangat menusuk. Aku jadi terdiam. Iba terhadap dirinya yang mengasihani dirinya sendiri karena kekurangannya.
"Yang, kalau kamu tidak mau melakukannya untuk kepuasanmu. Lakukan ini untukku. Dan satu lagi, kalau kamu takut ini ajakanku ini alasan agar aku juga bisa menikmati tubuh wanita lain, aku janji kalau kita hanya akan melakukan threesome saja. Dua laki - laki, satu perempuan", tambahnya.
"Entah lah Bang. Aku pusing memikirkannya", jawabku.
"Baik lah, bila kau tak siap menjawab sekarang. Silahkan kamu memikirkannya nanti - nanti. Dan berikan aku jawabannya nanti", Katanya.
"Ya", jawabku singkat.
Obrolan kami pun berakhir, kami lalu saling mendiamkan diri bahkan sampai 3 hari setelah obrolan itu. Aku semakin pusing dibuatnya. Tak ada pilihan lain, selain mengiyakan apa yang Bang Budi mau.
"Bang, aku sudah memikirkannya. Dan ku rasa, boleh saja kita mencobanya", Kataku membuka obrolan ketika kami ingin tidur.
"Oh ya, yang?", tanyanya seperti tak percaya.
"Ya, tapi bagaimana kita melakukannya. Dan dengan siapa?", tanyaku.
"Kenapa harus bingung, ada Angga yang sudah berpengalaman", jawabnya.
"Angga? Ah, aku tak enak dengan Viona", jawabku
"Kenapa harus tak enak. Toh, mereka sudah biasa kan. Coba saja kamu bicarakan dengan Viona", katanya.
"Baiklah, akan ku coba", jawabku.
"Oke", balasnya.
Malam itu pun aku dan Bang Budi ngentot lagi dan ajaibnya, Bang Budi seperti orang lain, dia bisa bertahan lebih lama dari biasanya. Hampir saja ku raih orgasmeku dari Kontolnya, namun Bang Budi rupanya keburu keluar duluan. Tetapi, Bang Budi langsung menggantikan Kontolnya dengan jari - jarinya sehingga tak jadi ku rasakan rasa tanggung yang biasa ku rasakan. Oh, mungkin Bang Budi lebih bergairah karena memikirkan threesome yang akan kami lakukan dan itu membuatnya lebih mampu bertahan kali ini.
Keesokan harinya, aku kebetulan shift bareng dengan Viona. Kesempatan itu ku manfaatkan untuk berbicara dengan Viona tentang rencanaku dan Bang Budi. Viona langsung saja menyambut gembira hal itu. Dan akhirnya, kami merencanakan malam ini untuk makan malam bareng di kontrakanku.
Waktu yang ditunggu tiba. Aku sungguh deg - degan ketika Viona dan Angga sudah berada di meja makanku. Kami kemudian makan malam bersama dengan diiringi obrolan - obrolan ringan. Setelah makan malam selesai, Bang Budi yang tengah asyik menghisap sampoerna mild nya memulai rencana.
"Koko Angga, ku rasa Koko sudah tau kalau istri - istri kita ini sangat nakal sampai - sampai membicarakan masalah ranjang", kata Bang Budi membuka obrolan.
"Haha, soal itu. Biasa lah namanya juga perempuan, Bang", jawab Angga
"Haha iya, perempuan. Tapi ini sampai mereka buka - bukaan masalah kehidupan seks kita", Kata Bang Budi.
"Ah, sampai seperti itu? Benar benar nakal mereka ya, Bang", jawab Angga lagi.
Aku dan Viona hanya tersenyum - senyum mendengar percakapan mereka. Hem, pandai Bang Budi membicarakan hal ini ke Angga.
"Iya ko, bahkan karena cerita itu lah kami mengundang koko dan mbak viona makan malam bersama ini", Sambung Bang Budi.
"Maksudnya?"
"Jadi begini, Ko. Kami sudah tau kalau Koko dan mbak viona sudah sering main bertiga atau swing. Nah, kali ini kami ingin Koko main bertiga sama aku dan istriku", jelas Bang Budi langsung.
"Ah, apa kau serius?", tanya Angga yang sedikit terkejut dengan permintaan kami
"Sangat sangat serius", jawab Bang Budi meyakinkan.
"Lalu bagaimana dengan istriku?", tanya Angga lagi.
"Aku gampang lah, yang. Aku tunggu di rumah saja", sahut Viona.
"Wah wah, sepertinya kamu udah tau nih ya, Sayang. Benar benar nakal kamu", balas Angga.
"Hmmm, Vi. Lu di sini ga papa kok. Kan ntar bisa gantian kita", kataku.
"Hahaha, baik lah. Bisa aja ya lu, Sin. Oke oke, cepetan kalian mulai, aku tak sabar melihat kau ngentot", Jawab Viona.
Apa yang dikatakan Viona barusan seperti tiupan peluit tanda dimulainya permainan kami. Bang Budi langsung menggandeng tanganku berjalan memasuki kamar kami, disusul Angga dan Viona. Oh, jantungku terus berdebar kencang, memekku mulai basah membayangkan apa yang akan kami lakukan sebentar lagi.
Tanpa basa - basi, Bang Budi langsung menyambar bibirku. Baru saja ku balas ciuman Bang Budi, Angga sudah berada dibelakang memelukku sambil menciumi leher belakangku dari luar jilbab memberiku rasa geli geli dingin karena bercampur dengan hembusan nafasnya. Dari belakang Angga langsung melepas kancing bajuku satu persatu dan meloloskannya dari tubuhku, berikutnya rok panjangku langsung jatuh setelah kancingnya yang cuma satu itu dilepas. Belum apa - apa hanya jilbab, bra, dan celana dalam saja yang masih melekat di tubuhku.
Ciumanku dengan Bang Budi semakin liar, lidah kami saling menggelitik, tangannya sudah berada di susuku, meremasnya dari luar bra. Yang satunya sudah mengelus - ngelus pahaku. Sementara,
Angga menutup susuku yang sebelah dengan tangannya sambil diremas pelan. Pelan - pelan, jarum - jarum jilbabku dilepaskan hingga hanya sekali tarik langsung terpampanglah rambut indahku. Cumbuan Angga kini langsung menyentuh kulit leherku membuat rasa gelinya semakin nikmat.
Bang Budi beralih ke leherku, dicium dan jilatnya leher jenjangku itu, melihat bibirku menganggur, Angga lalu menyambar bibirku, kami pun berciuman dengan liar. Braku pun akhirnya dilepas juga oleh Bang Budi. Susuku yang telah bebas langsung disosornya, putingku dihisap kuat - kuat.
"Mhmmmm", mulutku secara refleks mengeluarkan desahannya. Rasanya sungguh nikmat ketika tubuh ini dirangsang oleh 2 pria sekaligus. Bang Budi yang sibuk dengan susuku sementara Angga dengan tangannya sibuk mengelus - elus tubuhku. Sensasi geli yang tak dapat digambarkan rasanya ku nikmati saat ini. Aku bagaikan seorang wanita paling beruntung di dunia, bisa merasakannya.
"Ouchhhsss", aku terpekik tiba - tiba saat ku rasakan ada yang menyelinap ke dalam celana dalamku. Ternyata jari - jari Angga sudah berada di sana. Bang Budi yang paham langsung melepas celana dalamku membuatku benar - benar telanjang sekarang. Mata Angga melotot bersinar penuh arti, seakan memuji tubuh indahku yang tanpa cacat sedikitpun. "Sudah lama ku bayangkan dirimu tanpa sehelai pun" bisiknya dikupingku.
Angga lalu berpindah posisi di samping kananku, aku pun dijepit oleh kedua laki - laki ini sekarang. Aku meminta keduanya juga menyusulku telanjang dan langsung dituruti oleh keduanya. Dan yang terjadi berikutnya adalah, mataku yang sekarang melotot. Mengagumi penis Angga yang lebih panjang dan besar dari punya suamiku.
Kami pun melanjutkan aksi kami, bibir Angga kembali menciumiku dan tangannya membuka bibir kemaluanku, mencari - cari klitorisku, dan begitu ketemu langsung dipermainkannya klitorisku itu. Aku menjadi tak konsen dengan ciuman kami karena tak tahan untuk mendesah. Bang Budi masih sibuk dengan kedua susuku, secara bergantian dihisapnya bongkahan daging yang indah itu.
"Mhhmmmm ouchhss gelliihh ahhsss", desahku.
"Ouurchhss ayoohhh diisepphh trusshh yanghss ohhh Anggaaahh"
Desahan - desahanku semakin sering terdengar seiring dengan semakin intensnya rangsangan yang ku terima. Angga lalu berganti posisi, sekarang dirinya sudah berada di selangkanganku, membungkuk sehingga kepalanya tepat di depan memekku.
"Ouchhhss anggaahh", teriakku ketika ku rasakan sapuan lidah Angga di memekku. Tanganku langsung meremas sprei sementara satunya berusaha meraih kontol Bang Budi dan langsung ku kocok pelan. Bang Budi pun semakin kuat mengerjai susuku dan kadang digigitnya kecil. Pinggulku bergoyang dengan sendirinya mengimbangi sapuan - sapuan lidah Angga.
"Achhss ouchhhss yanghhh mauu nyampehhh nihh", pekikku saat ku rasakan dorongan besar dari dalam memekku. Kedua lelaki itu langsung mempercepat rangsangannya, sapuan lidah Angga semakin dipercepat dan hisapan serta remasan disusuku semakin kuat.
"Ouchhsss arghhhh aachhss hmmmmmm nyampehhhhh", teriakku ketika ku rasakan memekku menyemprotkan cairan cintanya. Badanku melemas. Sungguh orgasme yang sangat dahsyat sepanjang hidupku.
Mataku tak sengaja menangkap Viona duduk di sofa yang ternyata sudah tak mengenakan pakaian lagi. Dirinya asyik merangsang tubuhnya sendiri. Kasian pikirku, tetapi setelah aku dia pasti juga akan dikerjai 2 laki - laki ini.
Masih asyik meresapi orgasmeku, tiba - tiba Bang Budi langsung menyodorkan kontolnya ke mulutku. Dan tanpa ini itu, langsung ku lahap kontol itu. Angga pun datang dengan kontol besarnya, tanganku lalu menggenggam kontol itu dan mengocoknya pelan. Kedua kontol itu pun secara bergantian ku layani dengan muutku. Kemampuan terbaikku ku keluarkan. Hasilnya, keduanya meringis keenakan dan memuji - mujiku.
Puas dengan layanan mulutku, Bang Budi ingin memasukiku duluan. Badanku langsung ditelentangkan. Ditempelkan kepala kontolnya di lubang memekku, pelan - pelan namun pasti kontol itu memasuki diriku. Kali ini rasanya sungguh berbeda, kontol Bang Budi terasa lebih keras dari biasanya. Kontol itu mulai keluar - masuk di memekku, inchi demi inchi dinding memekku mulai terjamah oleh kontol itu. Lambat laun, irama pompaan Bang Budi semakin cepat hingga susuku terlihat berayun. Aku mengimbanginya dengan ikut menggoyangkan pinggulku. Desahan - desaham erotisku pun tak mampu ku tahan karena nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku ini.
Angga tak mau hanya diam menjadi penonton, dengan sambil mengocok kontolnya sendiri, dia naik ke atas tubuhku, tepat di susuku. Aku paham yang diinginkannya, langsung saja ku terima kontol besarnya itu disusuku yang ku rapatkan sehingga menjepit kontolnya. Karena kepanjangan, kontol itu sampai menyentuh bibirku. Angga pun memintaku untuk juga mengulum kontolnya. Sama seperti Bang Budi, Angga pun memompa kontolnya di jepitan susu dan mulutku. Rasanya seperti sedang menghisap kontol sambil diremas - remas susuku.
"Mhmm mhmmsss ouchhh"
"Bud, bini lu boleh juga Bud. Pinter nih ngentotnya", puji Angga.
"iyaah kohhh guaahh jugaahh baruuhh liat diaah beginihhh", balas Bang Budi
Mendengar pujian keduanya membuatku semakin bernafsu. Goyangan pinggulku semakin belingsatan, ke kanan - kiri dan memutar. Jepitan susuku juga semakin merapat.
"Ouchhss yanghhh memekmuuh legitthh bangeethh", erang Bang Budi
"Kontoolmuuhh jugaaah bedaaa ini yangghh dahhh lamaa nihh masihh tahaann" balasku juga mengeranghh.
"Arghhhh akuuu mauuu keluaarhhh yanghh", teriak Bang Budi
"Achh achhss achs tahaaannhh yanghh akuu jugaaaa, kitaah samah samaaah", jawabku.
"ouchhss ouchsss achhhh achh cepetinnhh yangghhh"
"Achhss ouhhh aku mau mau nyammpeeeh yanghhh", erangku
"Aku jugaaaahh keluaaaarhh yanggghjh terimaaah maniii kuuh", erang Suamiku.
"Achhhsss achhh yaanhhhh enakkh aahccchh ngenttoohhhttt enaakhh"
Aku dan Bang Budi orgasme bersamaan. Badanku melengkung, tepat mengarah ke arah kontol Bang Budi yang ditusukkan sehingga rasanya sungguh dalam. Air mani Bang Budi langsung terasa mengisi memekku, hangat dan banyak. Badanku melemas, jepitan susuku di kontol Angga ku lepas. Bang Budi pun langsung ambruk di bawah sana, ikut melemas.
Setelah sedikit beristirahat, Angga mulai menciumiku sambil memainkan puting susuku. Nafsu birahiku pun langsung bangkit kembali, ku balas ciumannya dengan liar sambil ku raih kontol besarnya itu dan ku kocok - kocok. Setelah di rasa cukup, Angga lalu membalikkan tubuhku, dia menginginkan memasuki ku dari belakang. Setelah tepat di posisinya, kontolnya langsung melesak masuk ke dalam dengan mudah karena memekku sudah dilicini dengan sperma Bang Budi. Angga langsung mengambil irama cepat. Susuku yang menggantung bebas diremasnya dari belakang. Ouch, hanya dengan sodokan - sodokan awal saja, memekku langsung berkedut - kedut. Kontol Angga memang jauh lebih nikmat dari milik Bang Budi.
"Achhsss oucchh anggaaahhh kontolll luhhhh gedeeehh"
"Aduhh shhhssss ahcchhh gaaa kuathhh guaah"
"Aaaahhhh sayaaaangghhh kontolllnyaahhhh anggaahhh di mememkkkuhhh"
"Achhsss mauu nyammpeehhh lagiihhh"
Tak berapa lama dipompa Angga dengan posisi ini, aku langsung orgasme lagi. Badanku kembali ambruk, tak ku sangka begini nikmatnya ngentot dengan Angga yang punya kontol besar. Sungguh beruntung, Viona. Eh, viona? Mana dia? Ya ampun, ternyata Viona sudah bergumul dengan suamiku. Mereka sedang saling merangsang kemaluan mereka dengan posisi 69. Viona mendesah - desah dijilat memeknya oleh Bang Budi.
Melihat Bang Budi dan Viona sedang bergumul, nafsuku langsung naik lagi. Langsung ku telentangkan Angga dan ku naiki dirinya. Ku turunkan badanku, memekku menelan kontol besar Angga. Sebentar saja ku diamkan. Berikutnya, langsung ku goyangkan pinggulku naik turun, kontol besar Angga kembali menggesek - gesek dinding memekku.
"Achhss achhsss ouchhh ehmmm", desahku.
"Oh yeahhsss gituuu Budiiii, putarrrrrr putarrrr tusukannn luuhh", lu dengar Desahan Viona. Rupanya mereka berdua sudah ngentot. Viona mengarahkan kontol Bang Budi ke bagian - bagian sensitif di lubang memeknya.
"Oucchhssshh aachhsss Sinnhh dahhh lumayaannhh lakiih luuh nih", ucap Viona kepadaku ditengah desahannya.
"Achhsss iyaahhh luuh ajarinnnn diaaa yahhh", balasku sambil tetap mengocok kontol Angga di dalam memekku.
Angga tak hanya diam saja. Susuku kembali menjadi sasarannya. Bergantian susuku itu dijilat dan diremasnya. Bang Budi juga tampak menyusu di Viona sambil tetap menggenjot memeknya. Ouchh, ini merupakan pemandangan yang saangat erotis bila dilihat oleh orang lain. 2 orang wanita cantik sedang bersetubuh dengan pejantaannya masing - masing.
Angga ingin kembali berganti posisi. Aku ditelentangkannya tepat di samping Viona yang masih sibuk mengimbangi goyangan Bang Budi. Kembali memekku dimasuki kontol besar Angga yang mulai memompaku lagi. Tubuhku dan tubuh Viona berguncang - guncang menerima hujaman - hujaman kontol Angga dan Bang Budi yang sama - sama dalam tempo cepat.
Viona yang lebih berpengalaman dariku lalu ikut menambah rangsangan ke tubuhku. Tangannya menghampiri klitorisku yang tenggelam timbul karena tusukan - tusukan kontol besar Angga. Aku pun membalas aksi Viona, ingin juga memberi kenikmatan kepadanya.
"Achhsss ouchhhss terussssjh terusshhh aku sukaahhhh enakkhh"
"Ouchhss ngentottthhh"
"Cepeetinnn ohhh cepetinnnhhh ouchh"
Aku dan Viona saling mendesah, menikmati permainan ku ini. Hingga ku rasakan ada yang mau meledak di dalam sana. Sebuah dorongan yang sangat besar yang tak mampu ku tahan. Dan dengan satu teriakam, dorongan itu pun keluar. Orgasmeku kembali datang, kali ini sungguh sangat hebat, orgasme paling hebat yang pernah ku rasakan.
"Achhhhh akuuu akuuuhhh nyampeeehhh laagihhhhh ourrhhhh enakhhh ngenttooottthhnya", ku lepaskan teriakanku ketika orgasmeku datang. Semua rasa nikmat itu menjalar dari memekku ke sekujur badanku. Badanku langsung melengkung terangkat ke atas, kepalaku ikut terdongak ke atas, bola mataku sampak hanya terlihat putihnya saja.
Angga rupanya tak peduli dengan orgasme itu, sepertinya ia juga hampir sampai. Memekku terus dipompanya dan aku hanya bisa pasrah karena badanku melemas, hanya desahan yang terus keluar dari mulutku karena tak mampu menahan rasa geli yang teramat sangat.
"Achhss anggaaaahhh ouchhhhsss geliihh nggaa"
"Oucchhss plisss udahhh gaaa tahaannnnhh lagiiihh ngga", pintaku mengemis agar Angga menghentikan pompaannya.
"Ouchhhss Budhh akuuhh mau nyampehhh Budhhh", terdengar pula suara Viona yang hampir mencapai orgasmenya.
"Tahaaann viih, akuu jugaa"
Kedua lekaki itu semakin mempercepat pompaannya ke kami, mereka sama - sama mengejar orgasmenya masing - masing. Aku juga seperti akan mendapatkam orgasmeku lagi, orgasmeku yang kelima kalinya hari ini.
"Achhss hyaaaaaahhh oucchhss nyampeehhh", teriakku bersamaan dengan Viona menjemput orgasme kami.
"Orgghhh orgghh", erang kedua lelaki itu yang hampir bersamaan langsung melepas kontolnya dari memek kami dan menyodorkan kontol mereka ke muka kami. Kami yang paham langsung membuka mulut kami. Dan yang terjadi berikutnya sungguh sangat erotis.
"Crottsss crottsss crotttsss", Bang Budi dan Angga menyemprotkan spermanya ke arah mulut kami. Punya Bang Angga sungguh banyak. Mulutku penuh dengan cairan kental asin itu, dan tak hanya itu, hampr wajahku ditutupi oleh spermanya. Viona tal kalah banyak menerima sperma Bang Budi. Kami lalu tanpa pikir panjang langsung menelan sperma itu.
Kami berempat lalu terbaring di ranjangku. Meresapi kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Aku terutama, sangat letih menikmati permainan ini. Namun, letih itu tak ada harganya bila dibandingkan dengan kenikmatan yang ku rasakan.
Malam itu, kami melakukannya sekali lagi, lebih hebat. Total belasan kali aku mengalami orgasme, sama dengan Viona. Setelah permainan malam itu, kami jadi lebih akrab. Dan biasanya, seminggu sekali kami melakukan ngentot berempat, kadang di rumah kami, kadang juga di rumah Viona, atau sengaja menyewa hotel.
Aku dan Bang Budi sendiri sampai saat ini sudah menemukan 3 pasangan lainnyanuntuk bertukar pasangan, mereka adalah 2 pasangan kenalan suamiku dan 1 pasangan lagi adalah adik kandungku dengan suaminya. Kadang kala, aku juga pernah ngentot dengan laki - laki lain baik dengan sepengetahuan suamiku ataupun tidak. Paling banyak yang menikmati tubuhku ini adalah mereka teman - teman laki-laki ku di rumah sakit yang seringnya pada saat shift malam.
Satu yang pasti, kehidupanku lebih berwarna, lebih bahagia, dan lebih bersemangat setelah mengenal threesome atau swinger/tukar pasangan. Secara pribadi, aku menyarankan agar kalian mau untuk melakukannya. Aku jamin, kalian akan sangat puas dan bahagia setelahnya.
Demikian kisahku kali ini, lain kali akan ku ceritakan kisah - kisahku lainnya. Semoga ranjang kita selalu panas dengan seks dan cinta
"Oh yeaahhh, aahhhh enaakhhh mashhh"
Aduuuhhh, sialan. Masih jam setengah 5 pagi dan aku harus terbangun. Tidurku terganggu karena suara desahan wanita dari balik dinding kamarku. Sialan, sepertinya si wanita sedang nikmat - nikmatnya disetubuhi oleh pejantannya. Mereka adalah tetangga sebelah yang kamarnya memang tepat berbatasan dinding kamarku.
Oh ya, perkenalkan, namaku Sinta. Umurku saat ini 25 tahun. Aku sudah menikah dengan Suamiku, namanya Budi Anggriawan. Usia pernikahan kami baru memasuki usia 1 tahun. Budi bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan konstruksi. Aku sendiri bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta di ibukota.
Aku dan Bang Budi adalah pasangan yang sangat cocok, aku yang berparas cantik, kulit putih mulus, badan langsing, dan payudara kencang ukuran 36B sangat serasi bila disandingkan dengan Bang Budi yang tampan. Oh ya, sehari - hari aku mengenakan jilbab sehingga rambut panjangku tak pernah tampak oleh orang lain kecuali suamiku.
Saat ini kami masih tinggal di rumah kontrakan, karena uang kami masih belum menyukupi untuk membeli rumah pribadi. Rumah kontrakan kami adalah rumah couple. Di sebelah kontrakan kami, tinggal Viona dan Angga yang telah lebih dahulu tinggal dirumah kontrakan itu dari kami. Viona yang keturunan China tak kalah cantiknya dengan aku, Angga juga setampan Budi.
Viona adalah rekan kerjaku sesama perawat. Atas rekomendasi dari Viona itu lah, aku dan Bang Budi bisa memilih kontrakan yang kami tinggali sekarang. Memang lingkungannya cukup bagus, tak jauh dari tempat kerjaku ataupun kantor Bang Budi. Suasananya juga tak terlalu ramai, meski letaknya berada di pusat kota Jakarta.
Hubungan kami dengan tetangga kami itu harmonis, kami tak pernah saling menggangu satu sama lain kecuali hanya desahan - desahan Viona yang selalu keras ketika bersetubuh dengan Suaminya sehingga seringkali mengganggu kami.
Pagi itu, lagi - lagi tidurku dikejutkan oleh desahan viona yang terdengar jelas sampai ke kamarku. Terdengar Viona sangat menikmati persetubuhan itu, desahannya terdengar tanpa henti, sesekali seperti menjerit. Ah, nafsuku jadi sedikit naik membayangkan apa yang sedang dilakukan Viona dan suaminya saat ini. Sayangnya, Bang Budi sedang keluar kota untuk urusan pekerjaannya, toh kalaupun ada dia disini aku jarang sekali terpuaskan oleh dia karena dia hanya paling mampu bertahan 5 menit dengan irama penetrasi pelan dan 2 menit dengan irama cepat. Itu membuatku kadang merasa iri dengan Viona
"Ouucchh ouucchh tusukin pak tusukin terus"
"Oohhh masshh kontol pak Andi enakkhh masshh, ga kalaah punyaa kamuuhh"
Eehhh, apa aku tak salah dengar? Viona baru saja menyebut Pak Andi dan seperti bicara dengan suaminya? Sebenarnya apa yang sedang terjadi di balik dinding ini? Apa ada 2 orang laki - laki? Aku menjadi penasaran? Ku tempelkan telingaku ke dinding agar lebih jelas mendengar suaranya. Benar saja, ada 3 orang di kamar Viona dan Angga.
"Oucchhh dek, istrimuhh betulhh betulhh liarhh"
"Haha, itu belum seberapa, Pak. Dia bisa lebih dari itu kalau baru selesai datang bulan"
"Achhss achhsss pak ayoohh pakk cepetinhhh"
"Okeehh dekkkh terimaaah kontol tua iniihhh"
"Achhs achhsss enaakhh pak enakkkhhh oucchh maashhh, iseppinnhh susukuuhh mashh"
Aku menjadi semakin penasaran. Sudah pasti mereka sedang bercinta bertiga, tetapi kok bisa? Tiba - tiba aku teringat dengan lubang kecil di dinding kamar yang sengaja aku dan suamiku tutup dengan lemari Langsung saja aku geser lemari itu, tidak lupa ku matikan terlebih dahulu lampu kamarku agar tidak ketahuan karena cahaya dari kamarku bisa saja masuk kamar viona melalui lubang itu. Setelah lemari tergeser, aku langsung mengintip ke balik dinding. Badanku langsung panas dingin karena apa yang ku lihat dengan mataku. Tubuh Viona terguncang - guncang karena disetubuhi dari atas oleh Pak Andi, pemilik kontrakan kami yang usianya mungkin sudah setengah abad. Sementara, Angga sedang menghisap dan meremas buah payudaranya secara bergantian. Satu tangan viona sedang mengocok - ngocok kontol Angga.
Kenapa? Kok bisa? Setahuku Viona adalah perempuan baik - baik, sama seperti Angga. Namun, kenapa mereka mau melakukannya dengan Pak Andi. Aku tak menyangka Viona dan Angga bisa sampai seperti itu. Bukannya munafik, memang aku juga pernah membayangkan bersetubuh dengan 2 orang pria, itu pun pada saat aku menyaksikan film - film porno dengan suamiku. Namun untuk melakukannya sama sekali tak pernah terlintas olehku.
"Mhhmmm ouchhss Mashh, mnaahh kontolmuuh mashhh, aku isapinnhh siniih", pinta Viona ke suaminya. Andi menyodorkan kontolnya dan langsung diterima oleh mulut Viona. Berikutnya, desahan viona tak terdengar lagi karena mulutnya tersumpal oleh kontol Angga. Yang terdengar hanya bunyi plak plak plak, hasil pertemuan selangkangan Viona dan Pak Andi.
Pemandangan yang sangat erotis itu pelan - pelan menyeretku ke dalam nafsu birahi. Tanpa sadar aku lalu membuka kancing piyamaku dan mengelus - elus kedua buah dadaku sendiri. Putingku mengeras dan semakin mencuat. Ku pelintir dan ku remas lembut susuku, celana ku lepaskan, dan jariku langsung memainkan klitorisku sambil sesekali keluar masuk di lubang . Pikiranku lalu membayangkan kalau aku lah yang sedang disetubuhi oleh Angga dan Pak Andi sekarang ini. Pasti rasanya sangat nikmat, bila berada di posisi Viona saat ini, bayangkan saja. Memek dan susunya sedang dikerjai secara bersamaan, tentu sangat nikmat sekali rasanya.
Selang 10 menit adegan demi adegan mereka bertiga ku saksikan, akhirnya tanda - tanda berakhirnya permainan mereka muncul, Ketiganya mendapatkan orgasme secara bersamaan. Badan Viona melengkung, pinggulnya di angkat ke atas. Pak Andi menyemprotkan spermanya di dalam memek Viona, sedangkan Angga sendiri mengeluarkan spermanya di dalam mulut Viona yang langsung ditelan oleh Viona. Ketiganya langsung ambruk ke ranjang, saling merebahkam diri meresapi sisa - sisa kenikmatan permainan mereka.
Aku semakin bernafsu melihat ketiganya mencapai orgasme bersamaan. Wangi sperma Pak Andi dan Angga dan wangi cairan cinta Viona seakan - akan sampai ke hidungku. Ku percepat irama gesekan jemariku di klitoris dan susuku hingga akhirnya memekku terasa berkedut yang diakhiri dengan keluarnya cairan cintaku. Aku ikut ambruk, bersandar di dinding dengan nafas yang terengah - engah. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali tidur, toh hari ini aku kebagian shift malam dan Bang Budi juga sedang tak ada di rumah, tak masalah bila nantinya aku kesiangan.
Malam harinya, aku yang kebagian shift malam sudah berada di rumah sakit dan baru aku sadari kalau malam ini jadwal shiftku bersamaan dengan Viona. Viona tiba lebih dulu, kami langsung bertegur sapa begitu mata kami saling bertemu.
"Ih, shift barengan ternyata, tau gitu berangkat bareng", sapa Viona.
"Iya, ga tau nih. Seharian lu nya ga keliatan keluar rumah juga", balasku.
"Iya juga sih ya, seharian nih gua tidur aja, ga tau kenapa rasanya badan capek banget", jawabnya.
"Ya wajar lah lu capek, habis .....", Upss, hampir saja aku keceplosan mengatakan kalau aku tahu apa yang dilakukan Viona, Angga, dan Pak Andi.
"Habisss apa?", tanya nya penasaran.
"Habis beres beres rumah lah, sama ngelayanin laki lu, lu sama laki lu sama aja, ga ada keluar rumah ya hari ini. Kaya pengantin baru aja", jawabku tergagap.
"Kayanya bukan itu deh yang mau lu omongin tadinya", Tanya Viona dengan tatapan mata yang penuh curiga. Aku semakin salah tingkah dibuatnya.
"Ehmm gak kok itu kok yang anu ehm yang mau gue omongin", Jawabku lagi tentu dengan terbata - bata.
"Hmmm, jangan jangan lu tau..."
"Ga kok gue ga tau kok", potongku
"Ga tau apa, Sin? Ga tau kalo gue main bertiga tadi pagi maksud lu? Lu tau kan", Tanyanya. Mukaku langsung pucat pasi, aduh gimana ini.
"Itu itu, sorry Vi, gue ga sengaja dengar desahan lu, abis lu keras banget tadi pagi", Jawabku dengan menundukkan wajahku.
"Jadi lu beneran tau Sin? Ya Ampuuuun, sstttttt", Viona seperti setengah terkejut dan mengisyaratkanku untuk berbicara pelan - pelan.
"Sorry Vi, sumpah gua ga sengaja serius"
"Ya udah lah, Sin. Lu jaga aja rahasia ini ya, jangan sampe ada yang tau selain Lu", Pintanya.
"Iya Vi, tenang aja. Gua bakalan tutup mulut kok. Cuma Vi, kok bisa lu main bertiga, siapa sih laki - laki satunya lagi yang ikut main sama Lu n Suami Lu", Tanyaku berpura - pura tak tau tentang Pak Andi yang ku maksud orangnya.
"Duh Sin, gimana ya ceritanya. Gini ya, laki - laki yang lu maksud itu, Pak Andi. Dan kenapa bisa, itu karena sebagai ganti uang kontrakan kami bulan ini. Terpaksa sih sebenarnya, soalnya usaha laki Gua lagi sepi, sementara harus bayar kredit ini kredit itu. Ya, karena udah 2 bulan nunggak, Pak Andi nagih terus sampai akhirnya Pak Andi bilang ke Gua, kalau Gua bayar aja pake tubuh Gua. Terus Gua omongin deh ke laki Gua, dan karena sebelumnya Gua dan Laki Gua udah pernah main bertiga dan Swing beberapa kali, ya kenapa enggak. Toh bisa bantu bayar kontrakan kami", Jelas Viona kepadaku.
"Bentar Vi, lu sama laki lu udah pernah sebelumnya? Serius?", Tanyaku penasaran dengan kisahnya.
"Iya, Sin. Beberapa kali gitu. Ya, dari pacaran dulu Gua sama Laki gua terbuka soal seks. Yang penting kalau Gua ml sama Cowok lain dia harus tau, begitu juga sebaliknya. Selain itu, dulu kan gua LDR sama laki Gua, sampai nikah 1 Tahun juga masih LDR. Siapa sih yang tahan ga ML", jelas Viona lagi.
"Vin, please ya lu jangan kasi tau siapa - siapa ya", pintanya lagi.
"Tenang, mulut gua bukan ember kok. Tapi tapi Vi, lu ga kesakitan gitu ngeladen 2 cowok sekaligus?", Tanyaku penasaran.
"Kok kesakitan sih Sin? Keenakan iya", jawabnya sambil tersenyum penuh arti.
"Ah lu udah gila kali ya, Vi", ledekku.
"Ya elah, serius Gua Sin. Coba aja sendiri kalo lu ga percaya", sekali lagi Viona memberikan senyum penuh arti kepadaku.
Semenjak obrolan itu, aku dan Viona semakin dekat. Kalau berangkat ke rumah sakit selalu bersama. Beberapa kali juga Viona menceritakan tentang pengalaman - pengalaman dia ketika main bertiga atau tukar pasangan, aku seolah - olah cuek saja setiap Viona bercerita, padahal semakin sering mendengar ceritanya, aku semakin penasaran. Tidak jarang aku sampai terangsang hebat membayangkan rasanya disetubuhi oleh 2 orang laki - laki. Berkali - kali aku harus masturbasi di rumah atau bahkan toilet di tempatku bekerja karena aku tak mampu menahan nafsuku mendengar cerita - cerita Viona.
Dari ceritaa - cerita Viona baru aku tau, kalau kemampuan bertahan pria di ranjang yang normal itu sekitar 20 menit sampai setengah jam. Dan bila kurang atau lebih, maka ada kekurangan di dirinya. Dan semua itu sebenarnya bisa diobati dengan berbagai macam cara. Termasuk si Angga yang Viona ceritakan sebenarnya awal mula mereka bisa menjalani seks threesome atau swinger karena dulu kemampuan seksnya tak jauh lebih baik dari Bang Budi. Namun, atas rekomendasi dari temannya Viona kalau dengan Threesome dan Swinger bisa membantu meningkatkan gairah pria di ranjang dan akan memperbaiki kemampuan tempurnya, akhirnya sampai sekarang Angga dan Viona masih sering threesome atau swinger. Hmm, mungkin kah Bang Budi bisa seperti Angga ya? Dan bila bisa, berarti aku juga harus menjalani terapi threesome atau swinger seperti yang dilakukan Viona dan Angga. Aduh, membayangkannya saja memekku lansung banjir dan terasa seperti ingin segera dimasukin kontol.
Aku jadi sering bermasturbasi sambil membayangkan diriku sedang disetubuhi oleh 2 orang laki - laki, entah siapa saja yang pernah ku bayangkan. Ku bayangkan diriku sedang disetubuhi secara bergantian oleh 2 orang laki - laki itu. Memek dan mulutku dipakai bersamaan sampai akhirnya kami mencapai orgasme kami.
Kebiasaanku bermasturbasi itu akhirnya diketahui oleh Bang Budi. Ia yang waktu itu pulang cepat dari kantornya mendapati aku sedang telanjang bulat dan sedang memainkan memekku dengan jariku, sementara mulutku menghisap 1 jariku seolah - olah itu adalah penis. Aku yang ketahuan takutnya bukan main, tetapi Bang Budi bukannya marah. Melihatku sedang bertelanjang diri membuat birahinya langsung naik. Ia pun langsung membuka seluruh pakaiannya dan menyusulku ke tempat tidur.
Bang Budi langsung menyambar bibirku yang langsung ku sambut dengan ganas. Selesai menciumku, ia menetek di susuku sambil jarinya menggantikan jariku di memekku yang sudah sedari tadi dibanjiri cairan cintaku.
"Achhss Banghhhh mashh shuukinn jarinyaahh", Pintaku
"Tumben kamu Yang, nafsu banget", tanyanya seraya memasukkan jarinya ke memekku, cloks cloks cloks bunyi kocokan jarinya di memekku.
"Iyahhh banghhss ga tauhh harii iniiihh nafsuuku tinggihh", jawabku sebisanya sambil menikmati permainan Bang Budi.
"achhss cepetiinh bangghhh aku mauu nyampeeeeh", pekikku ketika ku rasakan orgasme akan menghampiriku. Bang Budi pun mempercepat kocokan jarinya, hisapannya di susuku bertambah kuat dan lebih mirip gigitan kecil.
"Acchhhhh akuu nyampeeehhhh banggg", teriakku. Badanku langsung melemas, Bang Budi langsung menghentikan kocokan dan cumbuannya di susuku, membiarkanku menikmati orgasme yang baru saja ku dapatkan.
Setelah sekian menit aku dibiarkannya. Kini Bang Budi ingin kontolnya dihisap olehku, aku pun langsung memberikan servis mulut terbaikku. Ku jilati perlahan batang kontolnya dan berhenti pas di bawah kepala kontolnya. Di situ, ku mainkan lidahku. Bang Budi langsung mengerang keenakan. Selanjutnya, ku masukkan batang kontolnya yang sudah tegang menegak itu ke mulutku. Ku hisap maju mundur sambil ku urut pangkalnya dengan tanganku. Sambil kontolnya dilayani oleh mulutku, Bang Budi bertanya kepadaku.
"Ahh yangh kok kamuuh tadih main sendiriih", tanyanya namun tidak ku jawab karena masih sibuk dengan kontolnya di mulutku.
"Ahhhss enakhhh bangeeth mulutmuuh yaangh, kamuuh jujur deh sama akuuh, kamu tadi bayanginnhh lagi mainnh bertigaahh ya", tanyanya lagi. Kali ini aku berhenti menghisap kontolnya, aku salah tingkah ditanyai seperti itu. Aku takut dia marah.
"Ehmmm iyaa bang. Abang marah?, Kataku, sambil tetap tanganku mengurut batang kontolnya.
"Ah, siapa yang marah. Kan cuma dibayangin, aku juga sering ngebayangin kita main bertiga kok. Ah, lanjutin dong"
Mendengar jawaban itu, birahiku terasa langsung naik ke ubun - ubun. Segera ku lanjutkan kulumanku pada kontol Bang Budi dan ku lakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan. Kontol Bang Budi ku hisap sampai masuk di tenggorokanku dan ku diamkan beberapa saat lalu langsung ku keluarkan dan ku kocok lagi. Mungkin karena tak mau langsung keluar, Bang Budi lalu menghentikan aksiku. Aku lalu ditelentangkannya di ranjang, pahaku dibuka dan Ia lalu memposisikan diri di antara kedua pahaku. Penisnya ditempelkan dan digesek - gesekkan di bibir memekku, dan perlahan Penis itu masuk ke dalam lubang vaginaku.
Bang Budi tak lantas langsung memompaku, kontolnya didiamkan sesaat di dalam memekku, menikmati himpitan dinding memekku. Sambil menciumiku, susuku diremasnya. Aku yang sudah tak tahan merasakan kontolnya keluar masuk di memekku langsung saja menggoyangkan pinggulku sendiri, memancing Bang Budi untuk segera menghujamiku dengan kontolnya. Bang Budi pun akhirnya tidak tahan lagi, pelan - pelan Ia tarik kontolnya keluar dan setelah hanya tersisa ujungnya saja, dimasukkan kembali kontol itu ke dalam memekku. Mulutku mulai mengeluarkan desahan seiring dengan Bang Budi mulai mempercepat penetrasinya, kontolnya yang berukuran 12 cm dan diameter sekitar 4 cm itu serasa mengaduk - ngaduk memekku. Suara seperti plaks plaks plaks hasil pertemuan antara selangkanganku dan selangkangannya memenuhi kamar ini bersama dengan desahan kenikmatanku.
Namun, desahan itu tak berlangsung lama. Hanya 4 menit ku rasakan kontol Bang Budi mampu bertahan. Spermanya yang encer pun akhirnya mengisi lubang memekku. Ah, sial nanggung aku ingin orgasme sekali lagi. Bang Budi pun berbaring di sampingku. Tanpa basa - basi, Ia menanyakan perihal masturbasiku.
"Sejak kapan sering main sendiri?"
"Baru sih, abis akhir - akhir ini abang jarang di rumah"
"Oh, terus kok bisa masturbasinya sambil bayangin main bertiga"
"Oh, itu ........"
Kemudian ku jelaskan tentang kejadian waktu aku mengintip Viona, Angga, dan Pak Andi serta cerita - cerita Viona tentang kehidupan seksnya termasuk sebab mereka bisa terjun ke dunia threesome dan swinger. Mendengar ceritaku, mata Bang Budi seperti berbinar - binar. Sepertinya ia sangat tertarik dengan yang ku ceritakan.
"Yang, kamu iri ya sama Viona?", Tanya Bang Budi setelah ku selesaikam ceritaku.
"Ga kok, Bang. Lagian iri untuk apa?", Sangkalku
"Ya iri dengan apa yang bisa Viona nikmati. Kepuasaan seks tentunya. Sekarang jujur sama aku, kamu apa mau bisa merasakan yang seperti Viona rasakan? Kalau kau mau, ayo kita lakukan. Dan siapa tau kehidupan kita akan bisa berubah, lebih bahagia dan tentunya lebih berwarna", Tanyanya dengan tatapan mata yang tajam.
Aku terdiam, sebagai seorang wanita aku tentunya sangat ingin merasakan kenikmatan seperti yang Viona rasakan. Tentu selama ini aku sangat haus akan kenikmatan dari kontol laki - laki, bukan hanya dari permainan jari - jari atau lidah Bang Budi. KONTOL, kenikmatan yang ku butuhkan itu ku mau dari KONTOL. Namun, sebagai seorang Istri, aku tentu tak ingin menyakiti Bang Budi dengan merelakan tubuhku dinikmati laki - laki lain selain suamiku. Apa yang harus ku jawab? Aduh, bingung.
"Gimana yang?", tanyanya lagi.
"Bang, jujur aku iri, tetapi aku tak mau menyakiti abang dengan ngentot sama laki - laki lain", jawabku.
"Ngomong apa sih, yang? Aku disakiti? Ga dong, bagiku kalau kamu bahagia aku juga akan bahagia. Lagipula, anggap ini sebagai penebus kesalahanku selama ini yang tak pernah memuaskanmu., aku yang hanya menjadi sampah selama ini", Katanya
"Abang tuh yang ngomong apaan? Sampah apaan? Aku udah bahagia banget kok selama ini, toh aku bisa merasakan orgasmeku juga sama abang selama ini", balasku.
"Yang, laki - laki seperti aku ini ibarat sampah. Laki - laki yang tak mampu memberikan kenikmatan ke istrinya dengan batang kontolnya itu ibarat sampah. Siapa pun bisa memberikan orgasme dengan jari atau dengan lidah bahkan kamu pun bisa dipuaskan oleh seorang perempuan karena jari dan lidahnya. Makanya laki - laki yang tak mampu berbuat dengan kontolnya itu sampah. Dan siapa tau dengan mengikuti apa yang Viona dan Angga lakukan, aku bisa membaik!", Katanya sangat menusuk. Aku jadi terdiam. Iba terhadap dirinya yang mengasihani dirinya sendiri karena kekurangannya.
"Yang, kalau kamu tidak mau melakukannya untuk kepuasanmu. Lakukan ini untukku. Dan satu lagi, kalau kamu takut ini ajakanku ini alasan agar aku juga bisa menikmati tubuh wanita lain, aku janji kalau kita hanya akan melakukan threesome saja. Dua laki - laki, satu perempuan", tambahnya.
"Entah lah Bang. Aku pusing memikirkannya", jawabku.
"Baik lah, bila kau tak siap menjawab sekarang. Silahkan kamu memikirkannya nanti - nanti. Dan berikan aku jawabannya nanti", Katanya.
"Ya", jawabku singkat.
Obrolan kami pun berakhir, kami lalu saling mendiamkan diri bahkan sampai 3 hari setelah obrolan itu. Aku semakin pusing dibuatnya. Tak ada pilihan lain, selain mengiyakan apa yang Bang Budi mau.
"Bang, aku sudah memikirkannya. Dan ku rasa, boleh saja kita mencobanya", Kataku membuka obrolan ketika kami ingin tidur.
"Oh ya, yang?", tanyanya seperti tak percaya.
"Ya, tapi bagaimana kita melakukannya. Dan dengan siapa?", tanyaku.
"Kenapa harus bingung, ada Angga yang sudah berpengalaman", jawabnya.
"Angga? Ah, aku tak enak dengan Viona", jawabku
"Kenapa harus tak enak. Toh, mereka sudah biasa kan. Coba saja kamu bicarakan dengan Viona", katanya.
"Baiklah, akan ku coba", jawabku.
"Oke", balasnya.
Malam itu pun aku dan Bang Budi ngentot lagi dan ajaibnya, Bang Budi seperti orang lain, dia bisa bertahan lebih lama dari biasanya. Hampir saja ku raih orgasmeku dari Kontolnya, namun Bang Budi rupanya keburu keluar duluan. Tetapi, Bang Budi langsung menggantikan Kontolnya dengan jari - jarinya sehingga tak jadi ku rasakan rasa tanggung yang biasa ku rasakan. Oh, mungkin Bang Budi lebih bergairah karena memikirkan threesome yang akan kami lakukan dan itu membuatnya lebih mampu bertahan kali ini.
Keesokan harinya, aku kebetulan shift bareng dengan Viona. Kesempatan itu ku manfaatkan untuk berbicara dengan Viona tentang rencanaku dan Bang Budi. Viona langsung saja menyambut gembira hal itu. Dan akhirnya, kami merencanakan malam ini untuk makan malam bareng di kontrakanku.
Waktu yang ditunggu tiba. Aku sungguh deg - degan ketika Viona dan Angga sudah berada di meja makanku. Kami kemudian makan malam bersama dengan diiringi obrolan - obrolan ringan. Setelah makan malam selesai, Bang Budi yang tengah asyik menghisap sampoerna mild nya memulai rencana.
"Koko Angga, ku rasa Koko sudah tau kalau istri - istri kita ini sangat nakal sampai - sampai membicarakan masalah ranjang", kata Bang Budi membuka obrolan.
"Haha, soal itu. Biasa lah namanya juga perempuan, Bang", jawab Angga
"Haha iya, perempuan. Tapi ini sampai mereka buka - bukaan masalah kehidupan seks kita", Kata Bang Budi.
"Ah, sampai seperti itu? Benar benar nakal mereka ya, Bang", jawab Angga lagi.
Aku dan Viona hanya tersenyum - senyum mendengar percakapan mereka. Hem, pandai Bang Budi membicarakan hal ini ke Angga.
"Iya ko, bahkan karena cerita itu lah kami mengundang koko dan mbak viona makan malam bersama ini", Sambung Bang Budi.
"Maksudnya?"
"Jadi begini, Ko. Kami sudah tau kalau Koko dan mbak viona sudah sering main bertiga atau swing. Nah, kali ini kami ingin Koko main bertiga sama aku dan istriku", jelas Bang Budi langsung.
"Ah, apa kau serius?", tanya Angga yang sedikit terkejut dengan permintaan kami
"Sangat sangat serius", jawab Bang Budi meyakinkan.
"Lalu bagaimana dengan istriku?", tanya Angga lagi.
"Aku gampang lah, yang. Aku tunggu di rumah saja", sahut Viona.
"Wah wah, sepertinya kamu udah tau nih ya, Sayang. Benar benar nakal kamu", balas Angga.
"Hmmm, Vi. Lu di sini ga papa kok. Kan ntar bisa gantian kita", kataku.
"Hahaha, baik lah. Bisa aja ya lu, Sin. Oke oke, cepetan kalian mulai, aku tak sabar melihat kau ngentot", Jawab Viona.
Apa yang dikatakan Viona barusan seperti tiupan peluit tanda dimulainya permainan kami. Bang Budi langsung menggandeng tanganku berjalan memasuki kamar kami, disusul Angga dan Viona. Oh, jantungku terus berdebar kencang, memekku mulai basah membayangkan apa yang akan kami lakukan sebentar lagi.
Tanpa basa - basi, Bang Budi langsung menyambar bibirku. Baru saja ku balas ciuman Bang Budi, Angga sudah berada dibelakang memelukku sambil menciumi leher belakangku dari luar jilbab memberiku rasa geli geli dingin karena bercampur dengan hembusan nafasnya. Dari belakang Angga langsung melepas kancing bajuku satu persatu dan meloloskannya dari tubuhku, berikutnya rok panjangku langsung jatuh setelah kancingnya yang cuma satu itu dilepas. Belum apa - apa hanya jilbab, bra, dan celana dalam saja yang masih melekat di tubuhku.
Ciumanku dengan Bang Budi semakin liar, lidah kami saling menggelitik, tangannya sudah berada di susuku, meremasnya dari luar bra. Yang satunya sudah mengelus - ngelus pahaku. Sementara,
Angga menutup susuku yang sebelah dengan tangannya sambil diremas pelan. Pelan - pelan, jarum - jarum jilbabku dilepaskan hingga hanya sekali tarik langsung terpampanglah rambut indahku. Cumbuan Angga kini langsung menyentuh kulit leherku membuat rasa gelinya semakin nikmat.
Bang Budi beralih ke leherku, dicium dan jilatnya leher jenjangku itu, melihat bibirku menganggur, Angga lalu menyambar bibirku, kami pun berciuman dengan liar. Braku pun akhirnya dilepas juga oleh Bang Budi. Susuku yang telah bebas langsung disosornya, putingku dihisap kuat - kuat.
"Mhmmmm", mulutku secara refleks mengeluarkan desahannya. Rasanya sungguh nikmat ketika tubuh ini dirangsang oleh 2 pria sekaligus. Bang Budi yang sibuk dengan susuku sementara Angga dengan tangannya sibuk mengelus - elus tubuhku. Sensasi geli yang tak dapat digambarkan rasanya ku nikmati saat ini. Aku bagaikan seorang wanita paling beruntung di dunia, bisa merasakannya.
"Ouchhhsss", aku terpekik tiba - tiba saat ku rasakan ada yang menyelinap ke dalam celana dalamku. Ternyata jari - jari Angga sudah berada di sana. Bang Budi yang paham langsung melepas celana dalamku membuatku benar - benar telanjang sekarang. Mata Angga melotot bersinar penuh arti, seakan memuji tubuh indahku yang tanpa cacat sedikitpun. "Sudah lama ku bayangkan dirimu tanpa sehelai pun" bisiknya dikupingku.
Angga lalu berpindah posisi di samping kananku, aku pun dijepit oleh kedua laki - laki ini sekarang. Aku meminta keduanya juga menyusulku telanjang dan langsung dituruti oleh keduanya. Dan yang terjadi berikutnya adalah, mataku yang sekarang melotot. Mengagumi penis Angga yang lebih panjang dan besar dari punya suamiku.
Kami pun melanjutkan aksi kami, bibir Angga kembali menciumiku dan tangannya membuka bibir kemaluanku, mencari - cari klitorisku, dan begitu ketemu langsung dipermainkannya klitorisku itu. Aku menjadi tak konsen dengan ciuman kami karena tak tahan untuk mendesah. Bang Budi masih sibuk dengan kedua susuku, secara bergantian dihisapnya bongkahan daging yang indah itu.
"Mhhmmmm ouchhss gelliihh ahhsss", desahku.
"Ouurchhss ayoohhh diisepphh trusshh yanghss ohhh Anggaaahh"
Desahan - desahanku semakin sering terdengar seiring dengan semakin intensnya rangsangan yang ku terima. Angga lalu berganti posisi, sekarang dirinya sudah berada di selangkanganku, membungkuk sehingga kepalanya tepat di depan memekku.
"Ouchhhss anggaahh", teriakku ketika ku rasakan sapuan lidah Angga di memekku. Tanganku langsung meremas sprei sementara satunya berusaha meraih kontol Bang Budi dan langsung ku kocok pelan. Bang Budi pun semakin kuat mengerjai susuku dan kadang digigitnya kecil. Pinggulku bergoyang dengan sendirinya mengimbangi sapuan - sapuan lidah Angga.
"Achhss ouchhhss yanghhh mauu nyampehhh nihh", pekikku saat ku rasakan dorongan besar dari dalam memekku. Kedua lelaki itu langsung mempercepat rangsangannya, sapuan lidah Angga semakin dipercepat dan hisapan serta remasan disusuku semakin kuat.
"Ouchhsss arghhhh aachhss hmmmmmm nyampehhhhh", teriakku ketika ku rasakan memekku menyemprotkan cairan cintanya. Badanku melemas. Sungguh orgasme yang sangat dahsyat sepanjang hidupku.
Mataku tak sengaja menangkap Viona duduk di sofa yang ternyata sudah tak mengenakan pakaian lagi. Dirinya asyik merangsang tubuhnya sendiri. Kasian pikirku, tetapi setelah aku dia pasti juga akan dikerjai 2 laki - laki ini.
Masih asyik meresapi orgasmeku, tiba - tiba Bang Budi langsung menyodorkan kontolnya ke mulutku. Dan tanpa ini itu, langsung ku lahap kontol itu. Angga pun datang dengan kontol besarnya, tanganku lalu menggenggam kontol itu dan mengocoknya pelan. Kedua kontol itu pun secara bergantian ku layani dengan muutku. Kemampuan terbaikku ku keluarkan. Hasilnya, keduanya meringis keenakan dan memuji - mujiku.
Puas dengan layanan mulutku, Bang Budi ingin memasukiku duluan. Badanku langsung ditelentangkan. Ditempelkan kepala kontolnya di lubang memekku, pelan - pelan namun pasti kontol itu memasuki diriku. Kali ini rasanya sungguh berbeda, kontol Bang Budi terasa lebih keras dari biasanya. Kontol itu mulai keluar - masuk di memekku, inchi demi inchi dinding memekku mulai terjamah oleh kontol itu. Lambat laun, irama pompaan Bang Budi semakin cepat hingga susuku terlihat berayun. Aku mengimbanginya dengan ikut menggoyangkan pinggulku. Desahan - desaham erotisku pun tak mampu ku tahan karena nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku ini.
Angga tak mau hanya diam menjadi penonton, dengan sambil mengocok kontolnya sendiri, dia naik ke atas tubuhku, tepat di susuku. Aku paham yang diinginkannya, langsung saja ku terima kontol besarnya itu disusuku yang ku rapatkan sehingga menjepit kontolnya. Karena kepanjangan, kontol itu sampai menyentuh bibirku. Angga pun memintaku untuk juga mengulum kontolnya. Sama seperti Bang Budi, Angga pun memompa kontolnya di jepitan susu dan mulutku. Rasanya seperti sedang menghisap kontol sambil diremas - remas susuku.
"Mhmm mhmmsss ouchhh"
"Bud, bini lu boleh juga Bud. Pinter nih ngentotnya", puji Angga.
"iyaah kohhh guaahh jugaahh baruuhh liat diaah beginihhh", balas Bang Budi
Mendengar pujian keduanya membuatku semakin bernafsu. Goyangan pinggulku semakin belingsatan, ke kanan - kiri dan memutar. Jepitan susuku juga semakin merapat.
"Ouchhss yanghhh memekmuuh legitthh bangeethh", erang Bang Budi
"Kontoolmuuhh jugaaah bedaaa ini yangghh dahhh lamaa nihh masihh tahaann" balasku juga mengeranghh.
"Arghhhh akuuu mauuu keluaarhhh yanghh", teriak Bang Budi
"Achh achhss achs tahaaannhh yanghh akuu jugaaaa, kitaah samah samaaah", jawabku.
"ouchhss ouchsss achhhh achh cepetinnhh yangghhh"
"Achhss ouhhh aku mau mau nyammpeeeh yanghhh", erangku
"Aku jugaaaahh keluaaaarhh yanggghjh terimaaah maniii kuuh", erang Suamiku.
"Achhhsss achhh yaanhhhh enakkh aahccchh ngenttoohhhttt enaakhh"
Aku dan Bang Budi orgasme bersamaan. Badanku melengkung, tepat mengarah ke arah kontol Bang Budi yang ditusukkan sehingga rasanya sungguh dalam. Air mani Bang Budi langsung terasa mengisi memekku, hangat dan banyak. Badanku melemas, jepitan susuku di kontol Angga ku lepas. Bang Budi pun langsung ambruk di bawah sana, ikut melemas.
Setelah sedikit beristirahat, Angga mulai menciumiku sambil memainkan puting susuku. Nafsu birahiku pun langsung bangkit kembali, ku balas ciumannya dengan liar sambil ku raih kontol besarnya itu dan ku kocok - kocok. Setelah di rasa cukup, Angga lalu membalikkan tubuhku, dia menginginkan memasuki ku dari belakang. Setelah tepat di posisinya, kontolnya langsung melesak masuk ke dalam dengan mudah karena memekku sudah dilicini dengan sperma Bang Budi. Angga langsung mengambil irama cepat. Susuku yang menggantung bebas diremasnya dari belakang. Ouch, hanya dengan sodokan - sodokan awal saja, memekku langsung berkedut - kedut. Kontol Angga memang jauh lebih nikmat dari milik Bang Budi.
"Achhsss oucchh anggaaahhh kontolll luhhhh gedeeehh"
"Aduhh shhhssss ahcchhh gaaa kuathhh guaah"
"Aaaahhhh sayaaaangghhh kontolllnyaahhhh anggaahhh di mememkkkuhhh"
"Achhsss mauu nyammpeehhh lagiihhh"
Tak berapa lama dipompa Angga dengan posisi ini, aku langsung orgasme lagi. Badanku kembali ambruk, tak ku sangka begini nikmatnya ngentot dengan Angga yang punya kontol besar. Sungguh beruntung, Viona. Eh, viona? Mana dia? Ya ampun, ternyata Viona sudah bergumul dengan suamiku. Mereka sedang saling merangsang kemaluan mereka dengan posisi 69. Viona mendesah - desah dijilat memeknya oleh Bang Budi.
Melihat Bang Budi dan Viona sedang bergumul, nafsuku langsung naik lagi. Langsung ku telentangkan Angga dan ku naiki dirinya. Ku turunkan badanku, memekku menelan kontol besar Angga. Sebentar saja ku diamkan. Berikutnya, langsung ku goyangkan pinggulku naik turun, kontol besar Angga kembali menggesek - gesek dinding memekku.
"Achhss achhsss ouchhh ehmmm", desahku.
"Oh yeahhsss gituuu Budiiii, putarrrrrr putarrrr tusukannn luuhh", lu dengar Desahan Viona. Rupanya mereka berdua sudah ngentot. Viona mengarahkan kontol Bang Budi ke bagian - bagian sensitif di lubang memeknya.
"Oucchhssshh aachhsss Sinnhh dahhh lumayaannhh lakiih luuh nih", ucap Viona kepadaku ditengah desahannya.
"Achhsss iyaahhh luuh ajarinnnn diaaa yahhh", balasku sambil tetap mengocok kontol Angga di dalam memekku.
Angga tak hanya diam saja. Susuku kembali menjadi sasarannya. Bergantian susuku itu dijilat dan diremasnya. Bang Budi juga tampak menyusu di Viona sambil tetap menggenjot memeknya. Ouchh, ini merupakan pemandangan yang saangat erotis bila dilihat oleh orang lain. 2 orang wanita cantik sedang bersetubuh dengan pejantaannya masing - masing.
Angga ingin kembali berganti posisi. Aku ditelentangkannya tepat di samping Viona yang masih sibuk mengimbangi goyangan Bang Budi. Kembali memekku dimasuki kontol besar Angga yang mulai memompaku lagi. Tubuhku dan tubuh Viona berguncang - guncang menerima hujaman - hujaman kontol Angga dan Bang Budi yang sama - sama dalam tempo cepat.
Viona yang lebih berpengalaman dariku lalu ikut menambah rangsangan ke tubuhku. Tangannya menghampiri klitorisku yang tenggelam timbul karena tusukan - tusukan kontol besar Angga. Aku pun membalas aksi Viona, ingin juga memberi kenikmatan kepadanya.
"Achhsss ouchhhss terussssjh terusshhh aku sukaahhhh enakkhh"
"Ouchhss ngentottthhh"
"Cepeetinnn ohhh cepetinnnhhh ouchh"
Aku dan Viona saling mendesah, menikmati permainan ku ini. Hingga ku rasakan ada yang mau meledak di dalam sana. Sebuah dorongan yang sangat besar yang tak mampu ku tahan. Dan dengan satu teriakam, dorongan itu pun keluar. Orgasmeku kembali datang, kali ini sungguh sangat hebat, orgasme paling hebat yang pernah ku rasakan.
"Achhhhh akuuu akuuuhhh nyampeeehhh laagihhhhh ourrhhhh enakhhh ngenttooottthhnya", ku lepaskan teriakanku ketika orgasmeku datang. Semua rasa nikmat itu menjalar dari memekku ke sekujur badanku. Badanku langsung melengkung terangkat ke atas, kepalaku ikut terdongak ke atas, bola mataku sampak hanya terlihat putihnya saja.
Angga rupanya tak peduli dengan orgasme itu, sepertinya ia juga hampir sampai. Memekku terus dipompanya dan aku hanya bisa pasrah karena badanku melemas, hanya desahan yang terus keluar dari mulutku karena tak mampu menahan rasa geli yang teramat sangat.
"Achhss anggaaaahhh ouchhhhsss geliihh nggaa"
"Oucchhss plisss udahhh gaaa tahaannnnhh lagiiihh ngga", pintaku mengemis agar Angga menghentikan pompaannya.
"Ouchhhss Budhh akuuhh mau nyampehhh Budhhh", terdengar pula suara Viona yang hampir mencapai orgasmenya.
"Tahaaann viih, akuu jugaa"
Kedua lekaki itu semakin mempercepat pompaannya ke kami, mereka sama - sama mengejar orgasmenya masing - masing. Aku juga seperti akan mendapatkam orgasmeku lagi, orgasmeku yang kelima kalinya hari ini.
"Achhss hyaaaaaahhh oucchhss nyampeehhh", teriakku bersamaan dengan Viona menjemput orgasme kami.
"Orgghhh orgghh", erang kedua lelaki itu yang hampir bersamaan langsung melepas kontolnya dari memek kami dan menyodorkan kontol mereka ke muka kami. Kami yang paham langsung membuka mulut kami. Dan yang terjadi berikutnya sungguh sangat erotis.
"Crottsss crottsss crotttsss", Bang Budi dan Angga menyemprotkan spermanya ke arah mulut kami. Punya Bang Angga sungguh banyak. Mulutku penuh dengan cairan kental asin itu, dan tak hanya itu, hampr wajahku ditutupi oleh spermanya. Viona tal kalah banyak menerima sperma Bang Budi. Kami lalu tanpa pikir panjang langsung menelan sperma itu.
Kami berempat lalu terbaring di ranjangku. Meresapi kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Aku terutama, sangat letih menikmati permainan ini. Namun, letih itu tak ada harganya bila dibandingkan dengan kenikmatan yang ku rasakan.
Malam itu, kami melakukannya sekali lagi, lebih hebat. Total belasan kali aku mengalami orgasme, sama dengan Viona. Setelah permainan malam itu, kami jadi lebih akrab. Dan biasanya, seminggu sekali kami melakukan ngentot berempat, kadang di rumah kami, kadang juga di rumah Viona, atau sengaja menyewa hotel.
Aku dan Bang Budi sendiri sampai saat ini sudah menemukan 3 pasangan lainnyanuntuk bertukar pasangan, mereka adalah 2 pasangan kenalan suamiku dan 1 pasangan lagi adalah adik kandungku dengan suaminya. Kadang kala, aku juga pernah ngentot dengan laki - laki lain baik dengan sepengetahuan suamiku ataupun tidak. Paling banyak yang menikmati tubuhku ini adalah mereka teman - teman laki-laki ku di rumah sakit yang seringnya pada saat shift malam.
Satu yang pasti, kehidupanku lebih berwarna, lebih bahagia, dan lebih bersemangat setelah mengenal threesome atau swinger/tukar pasangan. Secara pribadi, aku menyarankan agar kalian mau untuk melakukannya. Aku jamin, kalian akan sangat puas dan bahagia setelahnya.
Demikian kisahku kali ini, lain kali akan ku ceritakan kisah - kisahku lainnya. Semoga ranjang kita selalu panas dengan seks dan cinta
Komentar
Posting Komentar